DPUPR KOTA MALANG, PENGELOLA HIPPAM HARUS MEMAHAMI KESIMBANGAN AIR

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang melalui bidang Air Minum dan Air Limbah (AMAL) kembali melakukan sosialisasi terhadap 30 lebih Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) dari seluruh Kecamatan di Kota Malang, Rabu tanggl 18/4/2018, di Hotel Trio Indah 2.

Yang sebelumnya, telah digelar pelatihan berkelanjutan terhadap para pengelola Hippam seperti pelatihan terkait administrasi dan penggunaan teknologi pembinaan terkait legalitas.
Kali ini bidang Amal memberi pelatihan terkait pengelolan air bersih dan bagaimana menyeimbangkan antar volume air yang keluar dan air yang dikembalikan ke dalam resapan tanah.

Kepala DPUPR Kota Malang, Ir. Hadi Santoso melalui Kabid AMAL, Yuni Lestari ST. M.si mengungkapkan, pelatihan ini dirasa perlu, agar para pengelola Hippam di Kota Malang bisa memahami tentang keseimbangan pengelolaan air. “Antara yang keluar dengan air yang masuk harus seimbang. Makanya kami mengundang ahli dari Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) untuk memberikan materi,” jelasnya.

Dengan begitu, para pengelola Hippam bisa memahami tentang empat hal dari kegiatan ini, yakni, meningkatnya pemahaman lembaga masyarakat pengelola Hippam tentang konsep dasar geologi dan hidrologi air tanah.

Kedua, meningkatnya pemahaman lembaga masyarakat pengelola Hippam tentang iklim dan aspek konservasi air. Ketiga, meningkatnya pemahaman lembaga masyarakat mengelola Hippam tentang standar kualitas air minum, tata cara dan uji kualitas air minum. Terakhir, meningkatnya pengembangan kinerja pengelolaan bidang air minum.”Itu harapan dari terselenggaranya kegiatn ini,” ungkapnya ketika ditemui di sela acara pembinaan rutin Hippam.  Selain itu, pihaknya juga mengundang pemateri dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang untuk memberikan pemahaman terkait standar kualitas air minum serta tata cara dan uji kualitas air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI.  Terkait kualitas air, pemateri juga menyampaikan, agar para pengelola Hippam, khususnya yang mendekati kawasan polutan bisa secara berkala mengecek kualitas air, apakah terdapat bakteri-bakteri berbahaya atau tidak.  (MN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *