Konsultan pelaksana PT Kosa Matra Graha Sahirwan mengungkapkan, perencanaan mega proyek senilai RP 341 miliar tersebut sebelumnya didesain awal memiliki dua menara. Tetapi dengan berbagai pertimbangan dari tokoh masyarakat dan ahli arsitektur yang dilibatkan, dipilih satu menara yang menonjol.
Menara tersebut dibagi menjadi tujuh bagian. Masing-masing memiliki filosofi tersendiri, terutama karena angka tujuh paling banyak muncul dalam ayat-ayat Alquran. Juga ada tujuh tingkatan surga dan tujuh pintu neraka. Ada tujuh lapis langit serta umul Quran atau Surat Al-Fatihah memiliki tujuh ayat. “Filosofi lain, surat ke- 7 di Alquran adalah Al-A’raf yang artinya tempat tertinggi,” ujar pria yang juga Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Malang itu.
Bagian ketiga menara, lanjutnya, dibuat setinggi 11 meter yang merupakan simbol penjumlahan dari enam rukun iman dan lima rukun Islam. “Pada bagian itu juga menggunakan ornamen segi delapan atau hexagonal,” terangnya. Beberapa perubahan final lain yang dilakukan yakni struktur dan bentuk kubah yang diadaptasi dari kubah-kubah yang khas Malang juga desain mihrab yang diperbaiki tampilannya. (MN).