JADI IKON KOTA MALANG, ISLAMIC CENTER DIDESAIN RAMAH LINGKUNGAN DAN ANTI BANIR

Gedung Islamic Center digadang-gadang menjadi salah satu ikon Kota Malang. Selain memiliki arsitekktur yang menarik menyerupai lokasi-lokasi penting di Tanah Suci, bangunan yang membutuhkan anggaran sekitar Rp 341 miliar itu juga dirancang ramah lingkungan dan antibanjir.

Konsultan Perencana Islamic Center PT Kosa Matra Graha Sahirwan mengungkapkan, pihaknya telah menghitung seluruh detail bangunan. Mulai dari kebutuhan air dan listik, pengolahan sampah serta air limbah. “Masalah lingkungan sangat diperhatikan karena konsepnya green building atau ramah lingkungan. Selain itu, instalasi pengolahan air yang dirancang membuat tidak ada air yang terbuang sia-sia,” ujar Sahirwan.

Salah satunya, keberadaan kolam yang menjadi titik tampung air hujan. Juga keberadaan resapan-resapan agar air dapat diserap tanah. “Dengan luasan bangunan sekitar 21 ribu meter persegi, jumlah resapan sudah dihitung. Air yang tak terserap, juga akan tertampung di kolam,” terangnya

Hal lain yang dibahas dalam pertemuan yang melibatkan akademisi serta stake holder terkait itu, yakni finalisasi desain kubah Islamic Center. Menurut Sahirwan, atas beberapa kajian, pihaknya menampilkan beberapa opsi atau pilihan model kubah. “Kubah tidak mengarah ke model Timur Tengah, tapi kubah yang umum ada di Indonesia. Ada dua desain, nanti akan dibahas dengan seluruh peserta,” terang pria yang juga Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Malang itu.

Sementara itu, ahli bangunan sekaligus tim juri desain Islamic Center Ir Budi Fathoni menerangkan bahwa bentuk kubah yang akan dipilih diharapkan dapat merepresentasikan semangat Islam sekaligus mengandung nuansa kearifan arsitektur lokal. “Karena arsitektur juga butuh sentuhan lokal yang mencerminkan kedaerahan. Karakter Islam juga harus ditampilkan,” tambahnya.

Soal bangunan yang anti banjir, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang Ir. Hadi Santoso menjelaskan bahwa sebagian lahan bakal ditinggikan sekitar 0,7 meter dari titik 0 meter jalan. Hal tersebut dipertimbangkan karena jalan yang melintas di depan Islamic Center telah direncanakan sebagai jalan nasionnal. “Kemungkinan jalan akan ditinggikan sekitar 0,4 meter, jadi bangunan tetap lebih tinggi dari jalan. Sehingga jika hujan deras dan drainase tidak menampung debit air, tetap tidak akan masuk ke bangunan,” tegas Soni panggilan akrab kepala DPUPR Kota Malang ini. (MN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *