KURANGI BANJIR, PEMKOT MALANG LAKUKAN PEMETAKAN WILAYAH DAN TITIK GENANGAN

Upaya Pemerintah Kota (PEMKOT) Malang dalam mengurangi dan pengentasan banjir rupanya terus digencarkan. Salah satunya, dengan memetakan wilayah dan titik krusial lokasi banjir. Terlebih, cuaca ekstrem di awal 2021 ini tak terprediksi. Hingga menyebabkan beberapa titik lokasi terus menerus menjadi langganan banjir.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menyampaikan, inventarisir titik lokasi banjir dan penanganannya terus dilakukan. Di tahun ini, setidaknya tercatat ada penambahan 11 titik banjir di Kota Malang. Pada tahun 2018 lalu ada 56 titik banjir yang diinventarisir. Yang mana dari jumlah tersebut sudah berkurang dan menyisakan 26 titik lokasi yang masih terjadi banjir di tahun 2019.

“26 itu dikerjakan di tahun 2020. Saya masih belum dapat laporan berapa yang sudah dikerjakan. Tapi, tahun ini ada penambahan 11 titik lagi. Itu yang menjadi konsentrasi kita, saat ini pihak PEMKOT Malang tengah menyusun master plan pembuatan drainase di Kota Malang bersama tim ahli guna mengentaskan persoalan tersebut,” ungkapnya.

Beberapa titik banjir baru yang terjadi di awal tahun ini, seperti di Jl Basuki Rahmat atau Kawasan Koridor Kayutangan. Kemudian, di kawasan Jl Danau Kerinci, Jl Mayjen Sungkono Gang VI, Jl Kiyai Malik Dalam, Jl Pekalongan Dalam, wilayah Kelurahan Bareng, Jl Peltu Sujono (kawasan Pasar Besi Comboran), kawasan Pasar Gadang, Jl Kedawung, Jl Arkodion, dan Jl Taman Siswa. “Kami akan buat masterplan drainae. Tim ahli sudah ketemu dengan PU (DPUPRPKP), tim ahli planologi dan Prof Bisri yang memang beliau guru besar pengairan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Ir. Hadi Santoso mengungkapkan, penambahan titik lokasi banjir ini menjadi PR yang harus diselesaikan di tahun 2021. Beberapa lokasi banjir menurutnya, terjadi bukan hanya karena adanya sumbatan oleh berbagai macam sampah pada drainse, melainkan juga karena curah hujan yang tinggi juga mempengaruhi luapan air.

“Seperti banjir parah di Sawojajar dan sekitarnya itu bukan hanya karena drainase tersumbat. Tapi juga curah hujan yang sangat tinggi, dan ini diperkirakan BMKG masih terus terjadi. Feburari baru bisa normal. Tapi tetap kita evaluasi dan akan ada penindakan lebih di kawasan-kawasan itu,” ungkapnya.

Masih menurut Soni, panggilan akrab kepala DPUPRPKP ini menambahkan, khusus di Sawojajar, akan dilakukan penanganan melalui pintu air. Pintu tersebut letaknya di kawasan belakang perkantoran Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.

Pintu air ini akan diatur sedemikian rupa agar sistem buka tutupnya bisa disesuaikan. Karena jika tidak ditutup saat hujan dengan intensitas tinggi terjadi kawasan itu, banjir tak terelakkan. “Itu tinggal pengaturan pintu air di sana. Kalau ditutup separuh saja airnya nggak semuanya masuk ke Jl Danau Sentani,” pungkasnya. (MN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *