MENUJU PROGRAM GASS, SATGAS DPUPR KOTA MALANG ANGKUT LIMBAH AYAM DARI SALURAN AIR

 

Persoalan sampah di Kota Malang rupanya masih menjadi momok yang tak kunjung selesai. Bahkan, seakan terus menumpuk dan menyumbat aliran sungai-sungai hingga menyebabkan meluapnya air dan terjadi banjir.

Upaya perangi sampah terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Kali ini, menuju program GASS (Gerakan Angkut Sampah Sedimen) petugas Satgas DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Kota Malang menyisir saluran air di kawasan Jl Simpang LA Sucipto, Jumat (20/12).

Hasilnya, ditemukan sejumlah 8 kresek limbah bangkai ayam dan limbah foam plastik. Dari temuan sampah itu telah menyumbat saluran air, tim Satgas bergerak dan langsung mengangkut dan membersihkan kawasan itu.

Kepala DPUPR Kota Malang Ir. Hadi Santoso mengatakan temuan yang dilakukan tim Satgas DPUPR tersebut sangat memprihatinkan. Lantaran, hal itu menjadikan gangguan saluran air di kawasan tersebut.

“Mulai tadi pagi rekan-rekan bergerak karena mengarai dan mengidentifikasi adanya gangguan saluran air dan kenyataannya adalah tumpukan sampah limbah ayam dan fom plastik,” ungkapnya.

Ia menambahkan gerakan angkut sampah tersebut sebagai awal menuju program GASS, sekaligus memberikan edukasi berkelanjutan kepada warga Kota Malang.

Melihat keadaan tersebut, Wali Kota Malang Sutiaji merasa gregetan. Lantaran, masih saja ada temuan penumpukan sampah di saluran air. Padahal, sosialisasi dalam memperbaiki perilaku hidup memerangi sampah juga terus digencarkan oleh Pemkot Malang.

“Saya pikir sudah tak terhitung kita berikan sosialisasi dan publikasi terkait hal itu. Tapi masih saja kita temukan perilaku yang tak bijak seperti itu. Bahkan yang mengherankan, kemarin juga kita dapatkan ternak mati (sapi) yang dibuang atau terbuang ke aliran sungai. Jadi betapa runyamnya masalah ini,” jelasnya.

Melalui GASS, ia mengharapkan bisa menjadi momentum untuk membangun Kota Malang berbudaya bersih, bijak terhadap lingkungan dan tertib. Tak hanya itu, nantinya seluruh Warga Kota Malang juga bisa membuat kegiatan ini sebagai kebiasaan untuk bijak kepada lingkingan.

“Tentu agar gerakan ini menjadi energi yang masive, saya imbau agar nanti menjadi hal yang bersifat rutin, menjadi satu habbit (budaya) dan seiring itu akan kita kuatkan dengan sanksi tegas bagi mereka mereka yang berbuat tak bijak pada lingkungan,” pungkasnya.

Diketahui, GASS merupakan salah satu program Pemkot Malang dalam memerangi sampah. Rencananya, kegiatan tersebut akan dilaunching pekan depan tepatnya pada 27 Desember 2019.

Di mana hal itu akan digerakkan secara serentak di lima wilayah kecamatan dengan melibatkan sebanyak mungkin elemen yang ada di Kota Malang.  (MN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *