Berdasarkan rilis resmi PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) di website www.jasamarga.com tertera bahwa progres pembangunan fisik proyek Tol Mapan sudah mencapai 42,104 persen pada Januari 2018 lalu. Sedangkan proses pembebasan lahannya berada di angka 80,6 persen.
Jalan bebas hambatan sepanjang 38,488 kilometer (Km) itu terbagi menjadi lima seksi. Yakni Seksi I Pandaan – Purwodadi (15,457 Km); Seksi II Purwodadi – Lawang (8,05 Km); Seksi III Lawang – Singosari (7,10 Km); Seksi IV Singosari – Pakis (4,75 Km) dan Seksi V Pakis – Kota Malang (3,113 Km).
Meski demikian, selesainya pembangunan tol bisa memicu lonjakan jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Malang. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Drs. Wasto mengungkapkan, pemkot telah melakukan kajian antisipasi terhadap hal tersebut. Di antaranya yakni memperbanyak jalur alternatif dalam kota.
Menurut Wasto, pihaknya akan berkoordinasi dengan Forum Lalu Lintas Kota Malang. Forum diajak membahas jalur keluar tol Mapan yang di seksi V Pakis – Malang. Seperti diketahui, jalur keluar Seksi V ada di Jalan Ki Ageng Gribig, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang. “Ini yang harus dibicarakan di forum lalu lintas karena pasti nanti kendaraan besar, seperti truk melewati jalur itu ketika Tol Mapan selesai 100 persen dan beroperasi,” ujar Wasto.
Sebelumnya, Pemkot Malang pernah mewacanakan peningkatan kelas jalan ruas Jalan Ki Ageng Gribig – Mayjen Sungkono – Bululawang menjadi jalan nasional. Peningkatan kelas jalan ini harus berkoordinasi dengan Kabupaten Malang. “Itu agar kendaraan besar tidak masuk ke kota. Tapi untuk di dalam kota juga ada antisipasi lain yakni pembangunan jalan alternatif. Apalagi jumlah kendaraan dan kapasitas jalan nggak berimbang,” urainya.