PEMKOT MALANG INTRUKSIKAN SETIAP WILAYAH ADA ” KO DARLING” ATASI BENCAN BANJIR

Kota Malang beberapa hari terakhir ini kembali diterpa dengan terjadinya banjir dibeberapa wilayah, diantaranya kawasan Jln. Soekarno Hatta dan Jln. Ir Rais menjadi titik langganan yang selalu tergenang air akibat intensitas hujan yang tinggi. Selain itu, akibat tiga hari terakhir hujan deras setiap sore melanda Kota Malang, di beberapa titik terjadi genangan air.

Hal ini cukup disesalkan oleh Wali Kota Malang Drs H. Sutiaji. Pasalnya, penyebab melubernya air ke jalan tersebut karena adanya sumbatan sampah. Hal itu merupakan permasalahan sama yang urung ditemukan solusinya. Seperti yang dilakukan kemarin minggu, 27/12/2020, Sutiaji melakukan sidak dengan mengajak pamong wilayah (camat dan lurah). Sasarannya wilayah Sawojajar hingga Lesanpuro. “Kemarin di wilayah barat kota. Ini saya bersama pak camat dan lurah setempat lagi menelusuri banjir di kawasan timur kota. Selain Sawojajar,  di wilayah Kelurahan Lesanpuro. Karena selaian japrian, banyak warga yamg laporan wilayah adanya genangan di Gang Sawo Lesanpuro,” paparnya.

Tak dipungkiri, persoalan banjir menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) Pemerintah Kota (Pemkot) Malang yang urung terselesaikan. Belum tuntasnya problem genangan air menjadikan Pemkot Malang harus ekstrakeras. Terlebih dari fakta di lapangan, sampah masih menjadi penyebab utama. Satuan Tugas (SATGAS) Dinas Pekerjaan Umum Penataraan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) tiap hari keliling dan selalu mengangkat sampah dari saluran air, sebagai salah satu penyebab air meluber.

Karena itu, Sutiaji meminta di setiap wilayah Kota Malang ada kelompok sadar lingkungan (ko darling). Tugasnya untuk selalu memperhatikan dan mengingatkan seluruh warga di lingkungan setempat agar menjaga kebersihan. “Klasik mungkin terdengar di telinga, namun saat kita turun dan warga juga ada, ternyata sampah jadi pemicunya. Karena saya berharap di masing masing wilayah juga ada kelompok atau komunitas sadar lingkungan (ko darling). Mari berperan bersama-sama Pemerintah terus membangun kesadaran dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat,” imbuhnya.

GASS (gerakan angkut dampah dan sedimen) juga terus dihidupkan. Hal ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Ia juga mengimbau masyarakat Kota Malang untuk waspada bencana hidrometereologi. “Ini juga saya instruksikan secara kedinasan pula kepada camat-camat dan lurah-lurah sekaligus mengapresiasi atas gerak cepat untuk semuanya turun lapangan,” terangnya.

Di sisi lain, Sutiaji juga menegaskan untuk melibatkan peran perguruan tinggi. Dalam artian, untuk memberikan saran terkait solusi dalam penanganan banjir di Kota Malang. “Pasti itu (melibatkan perguruan tinggi) dan senantiasa kita dengarkan serta libatkan. Yang tidak kalah penting, kami juga akan koordinasi intens dengan Kota Batu dan kabupaten Malang karena nampaknya ini (pergerakan air) menjadi satu kesatuan sistem,” tandasnya. (MN).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *