Koordinator Satgas DPUPR Kota Malang, Hari Widodo mengungkapkan, bahwa pihaknya bersama pesonel SATGAS melakukan pembersihan di aliran sungai agar nantinya jika kembali hujan, banjir dan longsor tidak kembali terjadi lagi. “Tadi dilakukan normalisasi darurat, supaya nanti aliran sungai tidak meninggi jika kembali hujan, kita bersihkan sisa runtuhan bangunan di sungai,” ungkap koordinator yang akrab disapa Bengbeng ini (1/3/2018).
Lanjut Bengbeng, dari pantauan tim SATGAS DPUPR, penyebab terjadinya longsor tersebut karena memang di samping pasangan yang tidak kuat, struktur tanah tempat bangunan tersebut juga merupakan tanah urukan. “Nah karena itu tanah urukan mungkin nggak kuat menahan beban yang cukup berat dengan dua lantai. Apalagi juga dekat dengan aliran sungai, sehingga ketika guyuran hujan deras, tekanan air pada plengsengan kuat, beban bangunan juga menekan ke tanah, maka terjadilah longsor itu,” ungkapnya.
Robohnya ruko tersebut ditandai dengan bocornya atap bangunan dan banjir yang meluap dari sisi depan. Setelah itu, akhirnya banjir merobohkan tembok sehingga air masuk ke saluran air dan menggerus plengsengan penahan bangunan. Karena tak kuat terus digempur air dan menahan beban bangunan, akhirnya ruko tersebut roboh. (MN).