Hal itu ditegaskan pria yang akrab disapa Abah Anton tersebut ketika menghadiri ‘pembahasan laporan pendahuluan oleh konsultan perencana design engineering detail (DED) Islamic Center melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang di Hotel Gajah Mada Malang, Rabu (12/7/2017).
“Pembangunan Islamic Center seluas 5,65 hektare ini merupakan respons dan harapan masyarakat Kota Malang. Banyak masyarakat yang bilang Islamic Center ini jadi atau tidak. Nah kita buktikan tahun depan mulai proses pembangunan fisiknya,” kata orang nomor satu di Pemerintahan Kota Malang tersebut.
Abah Anton menjelaskan pembahasan DED Islamic Center ini merupakan proses keberlanjutan, mulai lomba desain serta lelang yang dimulai pada awal Februari sampai April 2017. “Proses lelang awal anggarannya sekitar Rp 40 miliar. Ternyata lelang DED belum selesai, Akhirnya sekarang proses DED sudah selesai dengan anggaran kebutuhan Rp 750 juta,” jelas suami Dewi Farida Suryani tersebut.
Dia berpesan terpenting dalam hal pembangunan ini, manfaat dan kebutuhan mampu digunakan dengan sebaik-baiknya. Terpenting fungsi dan manfaat nanti harus digunakan sebagai wadah. “Jadi, Islamic Center dijadikan pusat kegiatan keagamaan untuk belajar agama. Karena di situ dibangun masjid, miniatur Ka’bah untuk manasik haji, hall, asrama, perkantoran umat, kompleks produk halal, dan menjadi satu-satunya wisata keislaman di Kota Malang,” papar Abah Anton.
Bangunan Islamic Center memiliki nilai artistik bangunan, mengangkat potensi budaya khas Malang serta menunjukkan kaidah-kaidah pembangunan green building yang ramah lingkungan. (MN).