PEMKOT MALANG KOMITMEN TANGANI KOTA LAYAK HUNI PADA HARI KOTA SE-DUNIA DI KANTOR KEMEN PUPR

Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota, dan tidak bisa terhindarkan menjadi masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Seperti yang dilansir dan disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Anita Firmanti, hingga saat ini jumlah penduduk perkotaan sebesar 160 juta jiwa lebih atau 53 persen dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia.

Dia mengatakan, imbas Urbanisasi terbesar berada di perkotaan. Imbas tersebut berupa permasalahan sampah, wilayah kumuh, akses air dan sanitasi bersih. Untuk hal itu, maka peran pemerintah daerah begitu diperlukan dalam mengantisipasinya.

Apa yang ditegaskan Kemen PUPR RI, disampaikan pada rangkaian peringatan Hari Habitat Se Dunia dan Hari Kota se Dunia yang digelar di halaman kompleks perkantoran Kemen PUPR di Jakarta (6/11 ’17). Rangkaian acara ditandai dengan pernyataan dan penandatanganan komitmen membangun Kota Layak Huni dari 27 wali kota dan bupati, satu di antaranya Wali Kota Malang H. Moch. Anton.

“Bagi kota Malang, komitmen membangun Kota Layak Huni adalah keharusan. Terlebih kota Malang telah ditasbihkan Kota Layak Huni oleh Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) di tahun 2016. Ini makin meneguhkan langkah (kota Malang) untuk terus menguatkan dan menuju kota yang layak huni, kota yang cerdas, kota yang nyaman, kota yang berdaya guna dan tentunya kota yang kondusif,” tegas Abah Anton, panggilan Walikota Malang ini.

Abah Anton menambahkan, syarat untuk menempatkan kota Malang menjadi pilihan, juga tidak terlepas dari kuatnya jalinan sinergi dan komunikasi yang dibangun Pemkot, masyarakat dan stake holders untuk makin menjadikan Kota Malang semakin berwarna.
“Ciri kota inovatif dan kreatif sudah kita miliki (modalnya). Termasuk keterlibatan generasi-generasi mudah dan masyarakat kreatif, yang tercermin dari kehadiran kampung tematik dan lainya, yang tidak hanya merubah perwajahan secara fisik namun juga mindset warganya,” tegas Abah Anton.  (MN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *