Satu minggu terakhir ini kita semua seringkali mendengarkan dan merenung tentang tentang totalitas dari Nabi Ibrahim, AS, Nabi Ismail AS dan Siti Hajar, Adalah sebuah Totalitas kalau kita mencermatinya, totalitas dalam beriman dan mencintai sang pencipta alam melebihi semuanya. Semangat berkorban perlu kita teladani, dalam konteks kekinian, mari kita tarik nilai-nilai ketuhanan sebanyak-banyaknya dalam diri kita.
Berkorban janganlah hanya di maknai dengan potong kambing atau potong sapi semata, tetapi kita ejawantahkan dalam upaya kita menjadi manusia yang sempurna, manusia yang Ulul Albab baik ketika kita berhubungan dengan sang Kholik, berhubungan dengan sesama manusia maupun dalam berhubungan dengan alam semesta. Semuanya butuh totalitas yang diaktulalisasikan secara sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya, diniati secara benar sehingga menjadi suatu ibadah.
Di Halaman Facebook maupun web site DPUPPB ahir-ahir ini banyak diposting permasalahan tentang infrastruktur permukiman yang seringkali kita pandang sebagai sebuah masalah, teman-teman satgas beberapa hari di upload sedang membersihkan selokan / gorong-gorong, teman-teman Pemadam Kebakaran di upload memadamkan kebakaran yang terjadi, Alhamdulillah semuanya kelihatan sangat bersemangat dan berdedikasi serta profesional dalam mengerjakannya, meskipun kita tahu itu kegiatan yang banyak orang menjijikkan, membahayakan setapi tetap di laksanakan dengan penuh semangat dan pengabdian, kalau itu juga diniati ibadah maka tidak hanya gaji yang didapat tetapi juga pahala, demikian disampaikan oleh Bapak Dr. Ir. Drs Jarot Edi Sulistyono, M.Si dalam pengarahan pada apel pagi seluruh staf dan karyawan DPUPPB Kota Malang, selasa 13 September 2016.
Kalau kita cermati seluruh postingan yang ada di media layanan dan informasi publik DPUPPB, hampir semuanya ada ajakan dan himbauan pada kita dan masyarakat untuk senantiasa perduli pada lingkungan sekitar, kesadaran masyarakat memang perlu dibangun, apa yang dilakukan oleh teman-teman melalui FB dan Web sudah sangat baik ada nuansa edukatif dalam tulisannya, ini perlu kita teruskan, teman-teman yang ada di lapang jangan menyerah dan putus asa ketika menghadapi masyarakat yang penerimaannya tidak sama, ada yang mensuport ada yang mencela, membangun kesadaran masyarakat agar perduli lingkungan sama seperti kesadaran masyarakat dalam berkurban, bukan masalah mampu atau tidak mampu tetapi masalah mau dan tidak mau, dalam kesadaran untuk berkorban kalau ada kemauan tidak satu tahun mungkin dua atau tiga tahun sekali semua muslim pasti mampu untuk menabung guna membeli seekor kambing untuk berkorban. Demikian juga dalam membersihkan selokan ataupun got semua masyarakat mampu untuk membersihkan sendiri got/saluran disekitar rumahnya, bisa menjaga agar jangan sampai membuang sampah dan bongkaran agar jangan sampai tersumbat.
Kita harus tidak boleh menyerah apalagi putus asa, berikan contoh baik agar masyarakat sadar dan terbuka hatinya, para ulama menyampaikan berikan dan sampaikan kebaikan walaupun hanya satu ayat, teman-teman dengan keseriusannya pada dasarnya juga sedang menyampaikan kebenaran dan kebaikan dengan langkah nyata, tidak semua masyarakat Kota Malang tidak perduli lingkungan, sangat banyak diantara mereka yang juga punya keperdulian, semua butuh waktu semua butuh proses untuk menciptakan Kota Malang yang lebih baik.
Dalam konteks kekinian dan totalitas dalam berkorban, kiranya keperdulian pada lingkungan yang dibuktikan dengan kerja nyata dalam pembangunan infrastruktur permukiman (Kegiatan ke PU an) tidak salah kiranya kita memaknainya juga dengan istilah “berkorban”. semoga kesadaran masyarakat kedepan menjadi semakin baik. Eko Wahyu W.
>> kembali ke berita & informasi
>> kembali ke halaman utama
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan Kota Malang
Berkorban Dalam Konteks Ke PU an.