Kondisi banjir yang belakangan melanda Kota Malang akibat curah hujan tinggi memang sulit dihindari. Selain tingginya curah hujan, saluran air di kawasan Kota Malang mengalami penyempitan volume atau daya tampung air sehingga meluber ke jalan.
Pemicu penyempitan volume karena penyumbatan aliran saluran oleh sampah dan banyaknya material di dalam saluran air, dan juga disalah gunakanya gorong-gorong untuk sebuah bangunan oleh oknum yang kurang bertanggungjawab. Pencegahan banjir tersebut juga mengalami kendala akibat minimnya, bahkan tidak adanya, bak kontrol di saluran-saluran air karena sudah ditutup dengan permanen oleh oknum tersebut.
“Bak kontrol ini sangat penting. Itu sebagai pintu pemantauan saluran dan masuknya air, apakah saluran air tersebut bersih atau mengalami penyumbatan. Sehingga manakala terjadi penyumbatan, bisa diketahui dan bisa segera ditanggulangi,” jelas Hari Widodo, koordinator Satgas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang.
Meskipun di beberapa titik terdapat bak kontrol, dari segi ukuran bak kontrol yang ada terlalu kecil sehingga untuk dimasuki satu orang saja tidak cukup. Kondisi itu menyulitkan petugas untuk memantau saluran air. “Ada lagi yang memang jaraknya terlalu jauh antara bak kontrol satu dan bak kontrol lainnya. Yang lebih baik lagi jika bak kontrol tersebut tidak terlalu jauh bisa saja berjarak setiap lima meter,” ungkapnya.
Karena itu, DPUPR Kota Malang kembali lagi mengingatkan kepada masyarakat bahwa fungsi bak kontrol sangatlah penting dalam pemantauan saluran air, baik yang ada di depan ruko ataupun di pinggir-pinggir jalan, untuk mencegah terjadinya genangan air dan banjir. “Kalau bak kontrol cukup luas, kan enak buat ngontrol. Kami bisa tahu secara jelas kondisi di dalam saluran air,” ucap Beng-beng panggilan akrab Hari Widodo. (MN).