Drainase di Jalan Mertojoyo Timur mulai direvitalisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang. Revitalisasi ini membuat warga sekitar gembira. Pasalnya air dari saluran Jalan Joyosuko Timur selalu meluap ke jalan yang menyebabkan banjir dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Luapan air dikarenakan banyak sampah yang menyumbat di dalam drainase. Selain itu, kondisi bangunan drainase yang buruk membuat air mudah meluap. Air meluap dapat merusak struktur jalan dan membuat jalanan menjadi berlubang. Belakangan, jalan berlubang sering memakan korban di Jalan Joyosuko Timur ini sudah ditambal.
Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kota Malang Didik Setyanto menjelaskan, revitalisasi drainase dilakukan untuk mengantisipasi rusaknya jalan dan mencegah banjir. Pembenahan drainase harus dilakukan untuk menghindari kerusakan jalan. “Aspal itu musuh utamanya tiga, air, air, dan air. Artinya musuh besarnya aspal ya air itu,” terang Didik.
Jika masyarakat ingin diperbaiki jalannya, Didik meminta masyarakat untuk sadar lingkungan. Karena kerusakan jalan banyak disebabkan oleh banjir yang meluap dari drainase kemudian menggenangi jalan. Didik meminta agar masyarakat mau bersinergi dengan pemerintah. “Pemerintah yang memperbaiki jalan, masyarakat yang memperbaiki kebiasaan buruknya membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan banjir,” ucapnya.
Warga sekitar Anton Kariyono mengatakan senang dengan adanya perbaikan drainase. “Jalan rusak dan drainase sama-sama diperbaiki. Saya sebagai warga yang sering lewat sini merasa senang,” kata Anton. Menurutnya, pemerintah cepat tanggap mengatasi masalah. Jalan Joyosuko Timur mengalami kerusakan jalan hanya beberapa minggu, kemudian ditambal. Namun untuk sistem drainase yang buruk sudah terjadi sejak berbulan-bulan yang lalu.
Hal itu dapat dilihat dari intensitas banjir yang sering melanda jalan ini. Warga lain, Reni Damayanti, mengatakan bahwa ia juga merasa senang. “Saya senang pastinya tidak banjir lagi di sini kalau drainase ini selesai diperbaiki,” ungkap Reni. Sebelumnya ia merasa takut melewati jalan Joyosuko Timur. Saat air dari drainase meluap, jalanan tidak terlihat. “Saya takut kecemplung di lubang-lubang jalan kalau tidak kelihatan ketutup air,” tutur Reni.