Bukan hanya bangunannya yang melanggar karena dibangun sampai di atas dan menutupi saluran air, ternyata para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jalan Pulosari dan Jalan Rajekwesi, Gading Kasri, Klojen, Kota Malang, juga memanfaatkan saluran air langsung dihubungan dengan kamar mandi.
Sehingga, bilamana seseorang buang air besar dan kencing di bangunan tersebut, maka akan langsung mengarah ke saluran air tersebut sehingga terjadi pencemaran.

Melihat itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang, Ir. Hadi Santoso berencana bakal membuat sebuah sistem sepitank terpusat di kawasan tersebut untuk menghindari pencemaran.  “Ya nanti rencananya akan dibuat terpusat, supaya tidak mencemari. Sebenarnya warga sendiri bisa membuat itu, kan paling cuma beli bis 3 buah lalu dibuat lubang kira-kira tiga meter, kan paling nggak habis banyak. Yah nanti akan kita upayakan untuk membuat itu,” jelasnya.

“Kalau yang dibuang cuma air sabun lain soal. Ini kan yang dibuang bukan cuma air sabun, tapi ada bekas buang air besar, dan juga bekas makanan-makanan, maka dari itu harus ada resapan,” imbuh Soni panggilan akrab Kepala DPUPR ini.

Lanjut Soni, jika masyarakat terus membuang limbah kamar mandi di saluran air tersebut, maka nantinya akan kasihan mereka para warga lain seperti di Sukun akibat tercemar air dari kawasan ini.
“Jika terpusat, saluran air kan bisa menjadi bersih. Bahkan bisa saja diberi ikan lele,” bebernya.

Di sisi lahan dekat Jalan Kawi Atas, pihaknya juga akan membangun sebuah mini bosm sebagai titik kontrol air dimana jika dilihat air dalam kondisi meninggi, berarti saluran crossing di Jalan Kawi mengalami penyumbatan.   “Untuk kontrol nantinya, kalau sekarang kan nggak kelihatan. Nanti kan akan dibuat beberapa sekat, sampai empat sekat biar sampahnya nggak masuk ke gorong-girong tersaring sekat,” pungkasnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi besar kepada para PKL yang memang antusias dalam mendukung upaya Pemkot melakukan penanggulangan banjir.  (MN).