PEDAGANG PULOSARI PASRAKAN PEMBONGKARAN BANGUNAN KE DPUPR KOTA MALANG

Pembongkaran sebagian bangunan belakang warung pedagang kawasan Pulosari yang berada di sepanjang saluran air masih belum terlaksana. Padahal, pengeprasan itu sesuai kesepakatan dalam pertemuan pedagang dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang 5 Februari 2018 lalu.  Dalam kesepakatan, pihak pedagang bersedia membongkar sendiri bangunan belakang warung mereka yang menjorok ke saluran air sepanjang dua meter. Karena itu, DPUPR akhirnya melakukan penandaan terhadap banguan-bangunan yang akan terkena pemangkasan dengan ditandai pilok sepanjang dua meter agar memudahkan pembongkaran.

Selain itu, DPUPR memberikan waktu untuk para pedagang melakukan pembongkaran bangunan sepanjang dua meter hingga Oktober 2018.  Namun belakangan, para pedagang menyatakan bahwa mereka tidak sanggup melakukan pembongkaran sendiri dan menyerahkan pembongkaran kepada DPUPR. “Mereka sudah menyatakan nggak sanggup dan diserahkan ke dinas lagi. Nanti setelah perubahan anggaran keuangan (PAK) akan kami kerjakan,” ungkap Bambang Nugroho, kabid sumber daya air dan drainase DPUPR.

“Di Pulosari, saya tangani hulunya dulu dengan program telolet om yang tidak menunggu PAK. Setelah PAK dok sekitar bulan September, baru kamj tangani hilirnya,” tambah pria yang akrab disapa Banu itu.  Ada 12 bangunan yang akan dikepras di bagian bangunan belakangnya. Dengan begitu, volume daya tampung air kembali lebar dan membuat aliran air menjadi semakin lancar sehingga banjir di kawasan Galunggung dan Pulosari bisa teratasi. “Nanti volume atau daya tampung saluran air semakin banyak,” pungkas Banu.  (MN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *