Satu bulan sudah Bapak Wali Kota Malang H. Moch Anton mencanangkan Festival Rancang Malang ‘Lomba Perancangan Kampung Tematik’ Kegiatan yang dimotori oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang perlu mendapat dukungan dari segenap stake holder yang ada di Malang.
Bila memang Festival Rancang Malang ini bisa didukung oleh segenap stake holder, kiranya sangat baik bagi pertumbuhan dan kemajuan Kota Malang, semakin teguh kiranya predikat kota Malang sebagai Kota Pendidikan Industri dan Pariwisata (Tri Bina Cita Kota Malang). Masing-masing kelurahan akan mempunyai ciri khas dan keunggulan sendiri-sendiri, Kota Malang bisa menjadi barometer bagi kemajuan kota/kabupaten di Indonesia.
Selama ini biasanya barometer pertumbuhan sebuah kota hanyalah dilihat dari sisi ekonomi, pembangunan gedung bertingkat yang jadi landmark kota ataupun PAD yang notabene hanya disuport dari kelompok masyarakat tertentu saja nantinya akan bergeser bila Kota Malang bisa melahirkan kampung tematik di semua kelurahan.
Banyak pemerintah, kelompok masyarakat atau swasta yang akan datang dan belajar ke Kota Malang, mereka akan mengunjungi kampung-kampung tematik sesuai dengan bidang yang mereka ingin pelajari, baik itu terkait dengan home industri, industri kreatif, penataan wilayah, penghijauan, pengelolaan sampah, kampung wisata, kampung layak anak dan lain sebagainya. sesuai dengan kampung tematik apa saja yang akan muncul, pemerintah Kota tinggal mengarahkan , Kota Malang akan mengokohkan dirinya sebagai Kota Wisata edukatif yang berbasis industri kreatif.
Karena even yang digelar adalah Festival Rancang Malang ‘Lomba Perancangan Kampung Tematik’ tentunya alangkah lebih baik bila merancang kondisi kampung yang ada sekarang (Kondisi eksisting) terlebih yang termasuk katagori kampung kumuh, menjadi kampung yang lebih baik dengan keunggulan khusus, bukan sekedar pemberian label atas kondisi kampung yang sudah ada. atau minimal berangkat dari kondisi eksisting dirancang agar bisa lebih kuat lagi sehingga mempunyai keunggulan / ciri khas tersendiri dibanding kampung serupa lainnya yang sudah ada dan memiliki kemiripan, hal ini dikarenakan banyak wilayah di Kota Malang yang mempunyai jargon yang sama, semisal kampung hijau, kampung sehat, kampung zero wste kampung dan kampung lainnya, meskipun itu bagus kondisinya rata-rata hampir sama.
Cita-cita mulia dari Wailkota Malang ini tentunya hanya akan menjadi jargon semata bila program yang mulia ini tidak didukung oleh segenap stake holder yang ada. perlu sinergi dan kebersamaan dimana perlu dibangun kerjasama yang saling menguntungkan untuk semua pihak. Perguruan tinggi, Swasta dan Dunia usaha, kelompok perduli, dan tentunya pemerintah sendiri perlu untuk terlibat dan dan bekerja sama dalam hal ini, Ruang sudah diciptakan tinggal kemauan dan semangat untuk melaksanakan saja yang perlu diwujudkan dengan tindakan nyata.
Permasalahan klasik yang sering terjadi adalah pertimbangan untung dan rugi yang biasanya menjadi penghambat untuk terlibat dalam kegiatan yang melibatkan masyarakat. Contoh kasus kampung warna-warni dan kampung Tridi di kelurahan jodipan dan kesatrian, betapa ini menjadi pembicaraan nasional atas pendekatan penanganan kumuh di Kota Malang, PT Indana sebagai produsen cat Decofres betapa Brand nya menjadi dikenal luas secara nasional sekaligus sebagai perusahaan yang perduli pada program penanganan kawasan kumuh, secara ekonomi mungkin mereka mengeluarkan jutaan rupiah untuk membantu cat, akan tetapi dengan brand dan citra perusahaan yang baik serta peduli bukan tidak mungkin itu semuanya bisa tertutupi dengan cepat karena masyarakat menjadi banyak yang mengenal. Semoga hal ini bisa menyemangati swasta yang ada di Kota Malang untuk lebih perduli.
Saatnya sekarang segenap stake holder memaksimalkan potensinya untuk membangun Kota Malang, kiranya keterlibatan dan keperdulian banyak stake holder perlu untuk ditingkatkan, seperti halnya perguruan tinggi dari puluhan PTN dan PTS yang ada dengan ratusan ribu mahasiswa, beberapa tahun terakhir tidak ada yang mahasiswanya KKN di Kota Malang, kalau saja potensi perguruan tingga dan mahasiswa dioptimalkan Kota Malang akan jadi sangat luar biasa.
Sejalan dengan ide kampung tematik. kiranya perlu dikembangkan juga KKN Tematik, Mahasiswa Ekonomi bisa mendampingi UKM yang ada di Kota Malang, Mahasiswa Planologi bisa mendampingi penyusunan perencanaan kawasan / kampung, Mahasiswa Teknik Sipil bisa mendampingi penyusunan DED, mahasiswa FISIP bisa mendampingi kelurahan, dll. Kalau hal ini terjadi sungguh luar biasa. PTN dan PTS mempunyai dampingan khusus di masing-masing kelurahan pada semua bidang sesuai jurusan yang dimiliki. selama ini sudah ada POSDAYA semoga bisa menjadi awal yang baik keperdulian dunia pendidikan di Kota Malang pada masyarakat, semoga Festifal Kampung Tematik bisa lebih diseriusi oleh oleh semua PTN/PTS yang ada di Kota Malang.
Kalau keperdulian dari segenap stake holder yang ada sudah mulai terwujud Pemerintah Kota Malang tinggal mengkoordinasikannya, ibaratnya sebuah kapal pemerintah ibaratnya sebagai Nahkodanya, tidak hanya itu perlu juga diciptakan ruang agar publik juga tahu keterlibatan dari segenap stake holder yang ada. minimal sebuah penghargaan bagi mereka selakyaknya diberikan.
Bagaimanapun penanganan kawasan kumuh tidak bisa ditangani oleh pemerintah saja, perlu keterlibatan dan keperdulian dari banyak pihak, semoga Festival Rancang Malang ‘Lomba Perancangan Kampung Tematik’ ini bisa sebagai langkah percepatan penanganan kawasan / kampung kumuh di Kota Malang, 0% kawasan kumuh di 2019. Eko Wahyu w.
>> kembali ke penanganan kawasan kumuh
>> kembali ke halaman utama
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan Kota Malang
Festifal Kampung Tematik Upaya Teguhkan Kota Malang Bebas Kumuh 2019