PELETAKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN JEMBATAN KACA PENGHUBUNG KAMPUNG WARNA-WARNI KE TRIDI DI TUNDA

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang menyatakan desain untuk bangunan jembatan kaca sudah siap, hanya menunggu waktu dan menunggu intruksi dari Wali Kota Malang H.M. Anton.
Realisasi pembangunan jembatan kaca penghubung antara kampung Warna-warni (KWW) Jodipan dan kampung Tridi Ksatrian yang rencana peletakan batu pertama pada 27 april ini di undur, mengingat Walikota Malang banyak kegiatan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang, Ir. Hadi Santoso membenarkan bahwa peletakan batu pertama akan dilakukan rencana pada 27 April ini, tapi diundur sesuai perintah Wali Kota Malang H.M. Anton, dan kapan untuk peletakan nanti pihak kami di beritahu. “Sebenarnya Januari 2017 lalu, kami mendapat intruksi dari Abah Anton (sapaan akrab Wali Kota Malang H.M. Anton) untuk mengurus perizinan dan desain kontruksi bangunan. Semua sudah siap tidak ada kendala, karena proses perizinannya pun sudah selesai. Pelaksanaannya tinggal menyesuaikan dengan jadwal Pak Wali Kota (Abah Anton) saja,” kata pria yang akrab disapa Soni ini.

Dia menjelaskan, surat rekomendasi perizinan pembangunan jembatan kaca sudah terbit dari pihak Perum Jasa Tirta (PJT), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan investor PT Inti Daya Guna Aneka Warna (INDANA). “Kesiapan dari berbagai pihak, Kamis (20/4/2017) lalu kami sudah melakukan koordinasi dengan Camat Blimbing, Lurah Jodipan dan Lurah Ksatrian. Semua sudah beres, kami berdoa agar proyek ini segera terealisasi dan berjalan lancar,” tegas mantan kadin pertanian ini.

Kemudian, Soni menerangkan spesifikasi jembatan kaca nantinya memiliki ukuran ketinggian gelagar bawah (dasar jembatan) minimal sekitar 422 meter di atas permukaan air laut dan tidak boleh kurang dari ukuran tersebut. “Kami desain diatas itu yakni 425 meter di atas permukaan air laut, berarti ada defisiasi ukuran. Kenapa 422 meter di atas permukaan air laut, karena ukuran itu menunjukkan muka banjir tertinggi pada kurun waktu 50 tahunan yang terjadi di Sungai Brantas. Jadi itulah yang menjadi acuan kami,” ucap Pria berkaca mata itu.

Sedangkan lebar jembatan kaca, kata dia ukurannya sekitar 1,5 meter hingga 2 meter dengan ketebalan kaca berkualitas 5 centimeter. Lalu, jembatan kaca ini pihaknya memberlakukan sistem dua arah. “Untuk keamanan nanti kami bangun pagar jembatan juga yang didesain khusus untuk jalur penghubung dua kampung wisata tersebut. Untuk uji bangunan kami memakai balok girder beton yang kuat seperti balok beton yang terpasang di flyover pada umumnya. Serta panjang bentangan balok sekitar 24 meter,” ujar Soni.  (MN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *