SETELAH HALAL BIHALAL, DPUPR KOTA MALANG SIAP TANCAP GAS DALAM PEKERJAAN

Halal bihalal merupakan budaya Indonesia, khususnya di Jawa. Istilah ini sudah meng-Indonesia, dari sisi bahasa dan terlepas betul tidaknya istilah Halal bihalal dari sisi tata bahasa. Namun, istilah ini memiliki nilai historis tersendiri bagi Bangsa Indonesia.

Halal bihalal memang bukanlah syariat Islam, tapi merupakan kearifan lokal. Ini merupakan produk asli Indonesia, baik sisi penamaannya maupun cara pelaksanaannya. Halal bihalal bisa dilakukan di mana-mana, mulai dari perkampungan, perkotaan, sekolahan, perkuliahan, bahkan sampai di perkantoran.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, halalbihalal diartikan sebagai hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, biasanya diadakan di sebuah tempat oleh sekelompok orang. Ada yang menyebutkan bahwa Halal bihalal berasal dari Bahasa Arab yang tidak berdasarkan gramatikalnya yang benar sebagai pengganti istilah silaturahmi.

Apapun itu, “Halal bi halal” adalah lentera, untuk membuka tabir dengan maaf agar cahayanya menembus jiwa fitrah dari tiap khilaf, Bila ada kata terselip dusta, ada sikap membekas lara dan langkah menoreh luka, semoga masih ada maaf tersisa, semoga mutiara kesabaran, keimanan dan mahabbah kepada Allah SWT selalu terpatri dalam diri, seharmoni dengan gelombang kehidupan yang tak selalu datar. Hal itu juga yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang di halaman kantor DPUPR di jalan Bingkil no 1, selasa tanggal 11/6/2019.

Kepala DPUPR Kota Malang Ir. Hadi Santoso menyampaikan, semoga dengan Halal Bihalal ini kita menjadi fitri, ” saya atas nama Dinas dan keluarga DPUPR Kota Malang mengucapkan mohon maaf, apabila ada khilaf atau salah perkataan maupun perbuatan, tidak ada manusia yang sempurna, makanya mari kita bangun keluarga kita di DPUPR setelah Halal bihalal untuk bisa memotivasi dalam bekerja”. Ujar Soni panggilan akrab Ir. Hadi Santoso.

Masih menurut Soni, mari kita tancap gas dalam bekerja, supaya pekerjaan kita rampung sesuai target dan tidak molor, ” Dinas PU bertugas untuk selalu membangun, dan mayoritas adalah bekerja di lapangan, maka dari itu mari kita maksimalkan TUPOKSI kita masing-masing, yang dilapangan ya harus samangat di lapangan, jangan bermalas-malasan ke lapangan, dan juga sebaliknya, yang di kantor juga harus bertanggung jawab masalah administrasinya, karena keduanya saling bersinergi”, tambah Soni. (MN).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *