WALIKOTA MALANG TINJAU LONGSOR DI MUHARTO, INI BAKAL ADA PENATAAN RUMAH DIBANTARAN SUNGAI

Curah hujan yang tinggi selama awal tahun 2020 ini masih berimbas ke beberapa titik di kawasan Kota Malang. Selain genangan air dan pohon tumbang, masalah yang muncul yakni longsor yang kerap terjadi di rumah-rumah yang berada di area bantaran sungai.

Misalkan rumah warga di bantaran Sungai Brantas di Jl Muharto Gang VB, RT 03/RW 09, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, kemarin (Senin, 24/2/2020) ambrol akibat hujan yang cukup deras. Kejadian ini disinyalir karena pelengsengan yang ambrol tergerus derasnya aliran air di sungai.

Merespons hal itu, Wali Kota Malang Drs H. Sutiaji langsung melakukan peninjauan dan pemantauan kawasan tersebut, selasa siang tadi(25/2/2020). Dia menyatakan akan dilakukan proses normalisasi dengan berkolaborasi bersama antara Satuan Tugas (SATGAS) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) dan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang.

“Jadi, kami berkolaborasi kalau ini kebencanaan. Ya mau gak mau ini, tim kegawatdaruratan BPBD di bantu SATGAS DPUPRPKP Kota Malang terlibat. Ini kan di sempadan sungai. Memang ini bukan di wilayah otoritas kami. Sementara, kedaruratan melakukan pemasangan sesek (dinding bambu) supaya air tidak terkena dan pakai terpal. Skenarionya begitu,” ujarnya.

Tak hanya itu. Rumah-rumah warga yang berada di atas bantaran sungai itu juga akan dilakukan penataan. Sebab, bangunan rumah di sana sudah berumur puluhan tahun. “Ini mau kami tata, karena ini sudah berada di sempadan sungai. Itu sudah berpuluh-puluh tahun ditempati di sini. Dulu kan ada juga untuk penataan kawasan kumuh KOTAKU,” jelasnya.

Wali kota juga meminta kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta peduli terhadap lingkungan. Sebab, dari pantauan kali ini, masih saja ditemukan limbah-limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga ini, menurut Sutiaji, lebih keras dan cepat mengikis pelengsengan yang akhirnya mengakibatkan ambrol saat hujan deras melanda.

“Kesadaran masyarakat saya kira perlu. Kalau buang limbah rumah tangga, harus benar-benar tidak di sungai. Karena saya lihat ini ada kebocoran, hingga keropos akhirnya ambrol. Limbah rumah tangga itu bisa mengikis tanah, pelengsengan juga karena bermacam yang dibuang,” tandasnya. (MN).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *