AIR MUSUH ASPAL, BEGINI PENJELASANNYA

Hujan intensitas sedang hingga tinggi masih terjadi di bulan Maret. Bisa jadi akibat efek adanya perubahan iklim (climate change) namun bisa pula dampak ikutan terbentuknya siklon tropis Herman di Samudera Hindia yang membawa hujan di sebagian Jawa Timur.

Hujan yang turun deras beberapa hari belakangan lantas membuat publik riuh, akibat sebagian ruas jalan tergenang dan membuat jalanan rusak terkikis. Hujan tentu memiliki energi dan daya rusak. Timbul asumsi, bahwa genangan air di struktur aspal kemudian didakwa sebagai biang rusaknya infrastruktur jalan. Sebenarnya apa yang terjadi ?

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Surya Adhi Nugraha, ST berkomentar atas hal ini.

“Secara teknis, air bukanlah musuh aspal, namun kelembaban atau air yang tergenang di atas lapisan aspal lah yang dapat menyebabkan kerusakan pada aspal, terutama jika air tersebut tidak segera dikeringkan atau dihilangkan.” ungkap Surya, Rabu (5/4/2023) di ruang kerjanya.

Lebih lanjut Surya menambahkan, sekurang-kurangnya terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan air dapat merusak aspal. Pertama, air yang tergenang di atas lapisan aspal dan kemudian berada pada suhu rendah akan membuat pori-pori pada lapisan aspal membesar. Buntutnya, retakan kemudian terjadi jika suhu mencair (naik) maka crack besar kemungkinan akan terjadi.

Faktor kedua adalah adanya penurunan kekuatan ikatan. Diketahui bahwa lapisan aspal terdiri atas campuran beberapa material seperti agregat kasar dan zat aspal itu sendiri.

“Nah, bersatunya campuran material dengan aspal atau ikatan aspal dengan agregat ini jika rusak maka lapisan aspal juga akan rentan retak atau rapuh.” ujar pria penyuka kemping ini menjelaskan.

Terakhir, akibat adanya faktor pertumbuhan vegetasi seperti rumput, gulma sampai unsur organisme juga turut membantu proses destruksi lapisan aspal yang sudah terbentuk. Air yang menggenang di lapisan aspal tentu memiliki kelembaban dan akan memfasilitasi tumbuhnya akar yang dapat menembus lapisan aspal, akibatnya kestabilan lapisan aspal akan goyah.

Mengingat infrastruktur jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang dibutuhkan untuk menunjang interaksi ekonomi dan sosial kemasyarakatan, dan peran jalan sangatlah krusial mengingat pertumbuhan wilayah serta pemerataan pembangunan bergantung kepada ketersediaan jaringan jalan, maka penanganan serius guna menghindari kerusakan jalan patut dinomorsatukan.

“Nah sangatlah penting untuk membuat jalanan bebas dari genangan. Oleh karena itu, perlu dihindari air yang tergenang pada lapisan aspal, terutama pada area yang memiliki kendala drainase atau saluran air yang tidak berfungsi dengan baik.” beber Surya.

Berbekal kondisi ini pula, DPUPRPKP Kota Malang kini gencar melakukan pemeliharaan saluran drainase, perawatan saluran buang, pengerukan sedimen dan membuat master plan penanganan banjir perkotaan.

“Dalam merawat jalan atau aspal, hal terpenting adalah memperhatikan penanganan air yang tepat, seperti memastikan terjadinya drainase yang baik, memperbaiki kerusakan pada saluran air, dan memastikan area aspal selalu kering dan bersih.” tutup Surya. (Zie)